Jumat, 01 Mei 2009

Ungkapan Syeikh 'Abdul Ghani al-Nablusi

'Abd al-Ghani al-Nablusi, seorang Imam Manhaj Ahlussunnah abad ke-12 Hijriyah wafat pada tahun 1144 Hijriyah. Beliau menegaskan tentang keberadaan Allah swt; "Siapa yang berkeyakinan bahwa Allah swt memenuhi langit dan bumi atau dia menganggap Allah swt duduk di atas 'Arsy-Nya, maka dia telah berlaku kufur (fasiq) sekalipun dia mengaku sebagai seorang muslim".

Tak disangkal lagi bahwa akidah ini adalah akidah orang-orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dari sisi penempatan Zat yang Maha Kuasa pada makhluk-Nya. Karena sifat bertempat hanyalah untuk makhluk-Nya bukan Zat-Nya. ليس كمثه شيئ, begitulah salah satu firman Allah yang menafikan penyerupaan dengan makhluk-Nya. Lalu bagaimana dengan dali-dalil yang secara tekstual menjelaskan Allah berada di 'arsy atau di langit, sebagaimana berikut;

  • Tentang di atas 'asry: Thaha ayat5. Al-A'raf ayat 54. Yunus ayat 3. Ar-ra'du ayat 2. As-sajadah ayat 4. Al-hadid ayat 4. Al-Furqan ayat 59.
  • Tentang diatas langit: Al-Mulk ayat 16&17. An-nahl ayat 50. Az-zukruf ayat 84. Al-An'am ayat 3.

Sedikit jawaban:

Kita wajib mengetahui bahwa salah satu sifat Allah adalah: MUKHALAFATUHU LIL HAWADITS (Allah tidak sama dengan makhluknya), sifat ini adalah inti dari ayat ليس كمثله شيئ yaitu Allah swt tidak menyerupai apapun. Artinya kalau kita mengatakan Allah ada di atas arsy atau di langit berarti Allah menempati suatu tempat dan itu sama dengan makhluk (juga menempati tempat). Sedikit penjelasan: yang dimaksud Allah beristiwa di atas arsy adalah pembuktian bahwa Allah Maha Kuasa atas segala-galanya karena makhluk yanh paling besar yang diciptakan Allah adalah 'Arsy. Ketika Allah swt maha kuasa dari makhluk-Nya yang paling besar ini, lalu bagaimana dengan makhluk lainnya yang lebih kecil!? Nah sekalipun arsy itu mulia karena tempatnya para malaikat, tapi Allah swt lebih mulia dari segalanya. Bukan menjadikan 'arsy sebagai tempat.

Seperti ungkapan Imam 'Ali ra yang diriwayatkan oleh Abu Manshur al-Baghdadi dalam kitab al-Farqu bain al-Firaq; كان الله ولا مكان وهو الآن على ما عليه كان "Allah telah ada (sejak azali), tanpa bertempat, Dia sekarang sebagaimana adanya". Jika seseorang mengatakan bahwa Allah menempati sesuatu, sadar maupun tidak sadar dia telah mencoba membayangkan dan menghayalkan posisi Allah swt. Masih ungkapan Imam 'Ali, beliau berkata مهم تصورت ببالك فالله بخلاف ذالك "apapun yang tergambar dalam pikiranmu tentang Allah swt, maka Dia berbeda dengan apa yang dibayangkan itu", riwayat Abu Nu'aim dalam kitab hilyah al-Awliya'. Ungkapan ini beliau kemukakan ketika orang-orang yahudi mempertanyakan tentang ketuhanan, mereka menanyakan صف لنا ربك "jelaskan kepada kami bagaimana Tuhanmu". Karena orang yahudi meyakini bahwa Tuhan mereka berada di langit dan mereka mengharapkan penyerupaan "Tuhan" mereka dengan Tuhan Imam 'Ali ra.

Akan tetapi Allah swt maha suci dari segala bentuk penyerupaan dengan makhluk-Nya. Allah wajibul wujud tidak butuh kepada mumkinul wujud. Kita wajib mengimani apa saja yang tertera di dalam al-Qur'an tanpa tasybih (menyerupakan Khaliq dengan makhluk) dan tanpa ta'thil (menafikan sifat Allah swt). Allahu A'lam. By Abu Fairouz & Ummu Fairouz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar